Sabtu, 02 Oktober 2010

SUMBANGSIH PEMIKIRAN TENTANG PAMERAN SENI RUPA TINGKAT NASIONAL DALAM MENYONGSONG MUKTAMAR MUHAMMADIYAH SATU ABAD DI YOGYAKARTA TAHUN 2010 DITULIS UNTUK DIALOG NASIONAL DAN FESTIVAL MUHARRAM 1429H DI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 12-13 JANUARI 2008

Fadjar Sutardi
Perupa,Pelukis, Pengajar Seni Budaya SMP Muhammadiyah 7
Sumberlawang Sragen, Jawa Tengah
Ketua I Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab.Sragen




A. PENDAHULUAN

            Kesenian khususnya kesenirupaan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia dari dulu sampai masa sekarang ini.  Seni rupa dengan segala fungsi dan maknanya telah merambah dan mewarnai kedalam jantung kehidupan manusia mulai dari wilayah ekonomi, politik, sains, agama, dan bahasa semua memanfaatkan penanda yang bernama seni rupa. Salah satu dasar manfaat dari seni rupa adalah sebagai alat / media komunikasi, yang bisa berbentuk simbol, penanda, catatan ekspressi jiwa dan sebagainya. Perwujudannya dapat berupa;iklan, reklame, lukisan dirumah-rumah, hiasan dimasjid-masjid, pakaian, sampul buku, majalah, mainan anak-anak, alat-alat rumah tangga, bendera partai, organisasi dan sebagainya.
            Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, sangat menarik bila permasalahan dan perkembangan seni rupa warga Muhammadiyah, diberdayakan, di”hidup”kan, dikelola dan dikomunikasikan dalam perhelatan besar dan  resmi seperti Muktamar. Mengapa demikian ? Karena seni rupa dilingkungan Muhammadiyah khusunya dan umat Islam pada umumnya, dari sisi fiqiyah selalu dipermasalahkan sebagai sesuatu yang “haram”,dosa dan sebagainya. Padahal dari sisi dakwah, seni rupa menjadi sesuatu yang penting dan hampir dominan dalam semua aspek kehidupan tadi. Seharusnya bagi yang mengharamkan, seharusnya bersikap jujur dan adil, sebab tanpa disadari benda-benda yang bergerak dan yang tidak bergerak dapat dipastikan bersentuhan dengan seni rupa.Kecuali, seni rupa yang berkonotasi buruk, jorok, jahat itulah yang memang harus kita lawan.
            Tapi kayaknya, dari semangat Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah Pimpinan Pusat, tergerak untuk menampilkan karya – karya seni rupa, hasil ciptaan para seniman Muhammadiyah. Semangat inilah  yang mendasari  keseriusan Dialog Nasional dan Festival Muharram pada tahun ini. Yang jelas, pameran seni rupa dalam sekala Nasional yang nanti diselenggarakan oleh Panitia Pameran dalam menyambut satu Abad Muhammadiyah, menjadi moment penting dalam perjalanan Muhammadiyah dewasa ini.

B. PENGERTIAN PAMERAN SENI RUPA

            Pameran disini mencakup beragam istilah seperti; exhibition (ekshibisi) yang dapat diartikan juga berarti eksposisi, forum, pameran, display, atau semacam pertemuan dan sebagainya ( Mikke Susanto,2004 ). Pameran bagi senimannya sebagai alat pertanggungjawaban kreatifnya, sikapnya, konsepnya dan seberapa jauh tingkat seniman tersebut dapat mengkomunikasikan karyanya, untuk diapresiasi, dihargai, diperhitungkan, dipersoalkan oleh penikmatnya (pengunjung, kritikus, kolektor, pengagum dan sebaginya). Untuk itu disini dapat dikatakan karena pameran merupakan sebuah aksi seseorang baik kategori pameran tunggal dan pameran bersama, maka aksi tersebut harus direncanakan, ditata, dirancang, diatur, direkayasa dan disusun seluruh unsur pendukungnya dengan maksimal dan representatif.
            Selama ini pameran dilingkungan Muhammadiyah, cenderung kurang profesional dan bukan sesuatu yang berdiri sendiri secara terhormat, tetapi menempel secara “instant”dalam acara perhelatan  Muktamar tersebut. Maka tidak aneh, bila pameran tidak memiliki “ruh”, daya tarik yang kuat bagi pengunjung dan penggembira Muktamar.
            Apalagi perangkat pelaksananya tidak berjiwa “edan-edanan” alias total. Jadi harap maklum kalau pameran tingkat nasional kurang ada gesahnya. Maka betul kata Mas Embie C.Noor bahwa bila warga Muhammadiyah tidak mampu melakukan pekerjaan yang memang bukan ahlinya, tentu harus diserahkan pihak-pihak lain yang bekerja secara profesional. Namun kesemua itu merupakan pembelajaran yang baik, untuk kemajuan seni budaya Muhammadiyah dimasa-masa mendatang.

C. KEGIATAN PAMERAN SENI RUPA DAN TUJUANNYA.

            Pameran yang akan dilaksanakan secara Nasional dalam event Muktamar memiliki tujuan yang sangat mulia, karena dari sinilah tempat berkumpulnya ribuan umat Muhammadiyah, dan dari sini pula akan dapat diketahui kualitas insan-insan kreatif Muhammadiyah. Adapun setelah ditata, dirancang, dan dikonsep tema besarnya, maka pameran dapat difungsikan tujuannya.Tujuan utamanya antara lain sebagai berikut :
a.       Sebagai wahana silaturahim antar perupa warga Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Silaturrahim tingkat Nasional, akan menumbuhkan gesekan yang kuat tanpa menggunakan kata-kata, tapi cukup melihat karya-karya yang dipajang. Dari gesekan tersebut seniman Muhammadiyah dapat belajar dan mengasah kreativitas tanpa henti.
b.      Sebagai media untuk dakwah yang langsung dinikmati perorangan warga Muhammadiyah dan masyarakat Islam lewat tampilan karya seni rupa dengan segala ragam kreasinya,selain berguna sebagai pelengkap dakwah sesudah audio / lisan. Media lisan cenderung tendensius, media gambar / tulisan ada kemungkinan bernilai lebih, seperti pengambilan hikmah atas visualisasi peristiwa tertentu, kegelisahan senimannnya dan lain sebagainya.
c.       Sebagai alat ukur warga Muihammadiyah dalam mengapresiasi seni rupa karya seniman-seniman Muhammadiyah, tanpa mereka sadari bahwa sebagian warga Muhammadiyah ada yang memiliki “kelainan” dibanding dengan warga lainnya, yang disebut seniman.
Seniman bukan makhluq aneh dan langka, ia merupakan bagian kelompok besar warga Muhammadiyah lainnya, yang kebetulan ditakdirkan memiliki keahlian dan kebiasaan berolah seni.
d.      Sebagai media kreasi dan apresiasi bagi warga Muhammadiyah, disinilah terjadi      wahana    saling menyadari, saling memahami dan saling menghormati bukan pada manusianya tapi pada kelebihan karya-karyanya. Tanpa itu, maka warga Muhammadiyah rata-rata agak memicingkan mata atas peristiwa kesenian tersebut.Apresiasi tersebut juga ditujukan kepada ulama-ulama, ustadz-ustadz Muhammadiyah sehingga dalam memandang nilai seni benar-benar dengan nalar yang tinggi dan berkualitas.

D. BENTUK PAMERAN SENI RUPA DAN PERWUJUDANNYA

            Bentuk Pameran untuk event Nasional seperti Muktamar, dapat diwujudkan bermacam-macam jenisnya, karena aset seniman dan budayawan Muhammadiyah itu sangat banyak walau belum dibuat semacam direktori seniman Muhammadiyah, namun dilapangan seniman Muhammadiyahsangat mengagumkan banyaknya. Coba cek di tingkat wilayah, daerah dan cabang pasti, terdapati seorang seniman, dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Pameran dengan segala aspeknya dapat kita wujudkan menjadi dua bentuk :
a.       Pameran Tunggal.
Pameran tunggal diberikan kepada seniman Muhammadiyah yang memiliki reputasi kaliber Nasional dan Internasional, misal Pameran Restrospektif karya rupa AD Pirous,  karya-karya besar Amry Yahya, Amang Rahman atau generasi dibawahnya seperti Saiful Adnan, sebagai media memori atas jasa-jasanya dalam Muhammadiyah. Bila mungkin, dapat ditampilkan pameran tunggal perupa daerah yang sedang berkembang dan dibicarakan oleh seniman-seniman dilingkungannya.
b.      Pameran bersama.
Pameran bersama, merupakan pameran yang diikuti oleh perupa-perupa Muhammadiyah dan simpatisannya yang berasal dari pelbagai warga Muhammadiyah se-Indonesia.
 Kehadiran perupa se-Indonesia tersebut dapat dikoordinasikan oleh PWM dan PDM setempat yang disitu terdapat perupa yang memang handal dan sering mengadakan pameran. Tentu untuk mengikuti pameran, Panitia pameran harus menunjuk seorang kurator yang baik, untuk menyeleksi karya-karya yang terkumpulkan melalui foto yang dikirimkan  kepada panitia,misalnya. Disitulah, kurator menyeleksi kelayakan karya rupa dari daerah diseluruh Indonesia.

E. JENIS KARYA SENI RUPA YANG  DIPAMERKAN
            Mengingat kreasi seorang seniman dalam berkarya dapat diwujudkan dipelbagai media, maka pameran dapat dibagi kedalam beberapa jenis karya :

a.       Karya Seni Rupa Kaligrafi
Karya seni rupa kaligrafi, itupun berjenis-jenis tipografinya,medianya dan konsepnya.
Seperti adanya kaligrafi dari media kaca, kayu, perak, kanvas dan lain sebagainya. Dari konsepnya ada kaligrafi yang mengacu tradisi dan modern atau campuran. Belum keanekaragaman bentuk tipografinya.Ada tipografi yang mirip huruf Jawa,huruf Cina dan sebagainya.

b.      Karya Seni Rupa Tradisi.
Karya seni rupa tradisi mengakar dan hidup dari daerah tertentu yang biasanya berbentuk karya seni turun temurun seperti seni kerajinan;batik, lukisan kaca, ukiran, tenun dan lain-lainnya. Beragam kerajinan tersebut masing-masing daerah mempunyai karakter sendiri-sendiri.Coba bayangkan keragaman karya seni tenun; tenun Jawa, tenun Batak, tenun Lombok, tenun Kalimantan dan sebagainya.Belum ukir,batik dan lukisan kacanya.

c.       Karya Seni Rupa Modern Islami.
Jenis karya seni rupa modern ini merupakan hasil karya seni rupa yang dibuat oleh pelukis akademik produk perguruan tinggi seni yang kebetulan ber-Muhammadiyah atau ber-Islam. Karya mereka merupakan potret kegiatan umat manusia dalam kehidupan sehari-hari mulai dari bangun tidur, mencari matapencaharian, ibadah dan sebagainya yang diwujudkan kedalam kanvas, atau media rupa lainnya. Karena Muhammadiyah juga membela kaum tertindas, mustadz’afin, faqir miskin yang secara sosial belum menggapai hidup layak,maka tidak aneh banyak seniman rupa yang mengekspressikan kedalam karyanya dengan memotret sisi gelap bangsanya.
            Dari ketiga jenis tersebut, Panitia Pameran tingkat pusat  dapat membagi kesempatan dengan pengalokasian waktu dan tempat yang tepat dan regeng.

F. RENTANGAN WAKTU, TEMPAT PELAKSANAAN PAMERAN

            Karena karya seni rupa yang dimiliki warga Muhammadiyah yang beraneka ragam seperti penjelasan tersebut diatas, maka pelaksanaan Pameran harus dibuat schedulenya,rancangan yang sebaik-baiknya. Misalnya; pameran dapat diselenggarakan sebelum jauh hari pelaksanaan Muktamar, mungkin bisa  empat bulan sebelumnya harus sudah dilaksanakan pameran.
            Sehingga gesah kegiatan pameran tersebut dapat dirasakan, dilihat dan diamati oleh warga Muhammadiyah dan dapat dibayangkan betapa warga Muhammadiyah sangat sibuk dalam mempersiapkan para senimannya dari daerah mereka.
 Sudah barang tentu mulai sekarang Panitia pameran harus segera membuat kemungkinan-kemungkinan untuk berkomunikasi dengan PWM dan PDM c.q.LSBMnya. Misalnya mulai mengadakan sarasehan tentang pameran, mengedarkan proposal kedaerah di seluruh Indonesia dan membuat angket kesedian pameran bagi seniman-seniman daerah.
            Adapun tempat Pameran jangan dipusatkan didekat lokasi rapat Muktamar, mengingat kota Yogyakarta sangat kaya tempat pameran, maka panitia dapat menggunakan tempat pameran yang representatif seperti: Taman Budaya Yogyakarta, Bentara Budaya Kompas, Museum Affandi, Museum Amry Yahya, Galeri Yogyakarta atau di ruang-ruang lobi hotel dimana peserta Muktamar menginap,atau ditempat-tempat strategis seperti kampus dan sebagainya. Sehingga masyarakat seni di Yogyakarta akan dibuat kaget atas kegiatan Pameran Seni Rupa Muhammadiyah dievent nasional Muktamar ke 100 tahun ini.

G. PEMBEAYAAN PAMERAN.

            Beaya pameran memang sangat besar,mulai publikasi,katalogus,konsumsi,upacara pembukaan dan sebagainya.panitia dapat menggali sumber dana warga Muhammadiyah dan Umat Islam yang jumlahnya tiada tara dengan cara mencari dan menggali:
            a. Sponsor.
Kalau panitia pameran dapat berkomunikasi dengan pengusaha-pengusaha di tingkat Pusat Wilayah dan Daerah, dengan segala cara baik lobi, komunikasi yang baik dan tersambung bukan tidak mungkin kalau dana pameran akan mengalir dengan baik.
            b. Dibebankan PWM atau PDM
 Bagi PWM dan PDM yang mengutus dan mengirimkan seniman-senimannya untuk          berpameran maka, berkewajiban menyiapkan dana untuk pameran tersebut.
c. Panitia jauh-jauh harus sudah menghubungi tempat-tempat pameran yang representatif   agar kiranya dapat menggunakan dan menyiapkan tempat tersebut dengan gratis,dan bila pendekatan dan lobi dilakukan mulai dari sekarang pasti merekapun sangat senang dalam kerjasama untuk event besar seperti Muktamar tersebut.

H. KEPANITIAAN PAMERAN.

Pameran sebesar  ini, diperlukan Panitia yang profesional dibidangnya, karena yang dibidik para seniman daerah dan pusat, maka kepanitiaan dapat dibagi sebagai berikut:
a.       Panitia Pusat, berfungsi ganda sebagai pelaksana utama dan pengkonsep utama.
b.      Panitia Daerah atau LSBM PWM-PDM,panitia bayangan pusat yang membantu kelancaran Panitia pusat dalam hal teknis penyelenggaraan pameran tersebut.
Kedua kepanitiaan tersebut sebagai media jaringan dua arah, sehingga dapat saling koordinasi, kerjasama dan juga selalu berkomunikasi.Selain itu panitia pusat juga sudah mulai merancang departemen-departementasi yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan pameran, seperti departemen perencanaan (kesekretariatan), departemen humas dan pelayanan, departemen promosi dan pemasaran, departemen teritorial ( tempat / lokasi yang tepat ) dan departemen dokumentasi dan kearsipan.

I. THEMA PAMERAN.

            Sebagai bahan pijakan bagi peserta pameran, maka Panitia jauh-jauh harus segera menggodok tema yang akan digulirkan dan menjadi pedoman bagi senimannya dalam menuangkan gagasan yang dicurahkan pada media yang dikehendaki. Misalnya pengambilan tema dapat berjudul: Gatra Rupa dan Pencerahan Jiwa Bangsa atau tema-tema lainnya yang sesuai dengan misi dan visi Muktamar.

J. LAIN-LAIN.
            Dalam pameran sering diadakan acara pendukung, acara pendukung tersebut berguna sebagai daya tarik pengunjung dalam mendatangi pameran tersebut, misalnya :
a. Dialog pra pameran : dapat berbentuk privat view,kunjungan bermitra / kerjasama,    simposium, workshop, diskuisi dan konferensi pers.
b.  Saat pameran : mengundang pakar seni rupa untuk pidato / dialog, wawancara, diskusi, bedah karya dan sebagainya.
c.       Sesudah pameran : dapat diadakan  pertukaran pikiran dengan anatr seniman yang berpameran dalam frame : perbincangan seniman, pemutaran dokumentasi pameran, program residensi seniman atau kurasi,agar seniman terus dapat berhubungan dengan  erat antara publik, seniman dan kuratornya.
            Masih banyak konsep-konsep pemikiran yang perlu dikembangkan, tentang persiapan pameran dan pelaksanaannya, tetapi karena pengetahuan dan pengalaman belum begitu banyak. Maka sumbangsih pemikiran ini baru sekilas, walau demikian mungkin tulisan ini dapat berguna sebagai bahan renungan, pemikiran dan persiapan panitia pusat dalam menyambut Muktamar se-Abad Muhammadiyah yang kebetulan di Yogyakarta, sebagai kota budaya yang penuh dengan nilai-nilai adi luhung tiada tara. Semoga.



 Sapen,Yogyakarta
Bakda Subuh, 13 Januari 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar